Tajuk: Riwayat Hidup Nabi Musa A. S dan Sumbangannya

SINOPSIS
Nabi Musa membesar dalam istana Firaun. Beliau memiliki kekuatan jiwa raga yang sangat hebat. Dan ingatlah ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak boleh sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, Agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi, iaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya dan bawah merahnya. " Musa berkata: "Mahukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperolehi apa yang kamu minta. Dan Kami telah janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya, iaitu Harun: "Gantilah aku dalam (memimpin) kaumku dan perbaikilah dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerosakkan. Dan tatkala Musa datang untuk munajat dengan Kami pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku nampakkanlah (Zat Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau. "Tuhan berfirman: "Kamu sesekali tidak sanggup melihat-Ku, tetapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) nescaya kamu dapat melihat-Ku. " Tatkala Tuhannya nampak bagai gunung itu, kejadian itu menjadikan gunung itu hancur dan Musa pun jatuh pengsan. Maka setelah Musa sedar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada-Mu dan aku orang yang pertama beriman. Allah berfirman: "Hai Musa sesungguhnya Aku memilih kamu lebih dari manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur. Dan Kami telah tuliskan untuk Musa (Taurat) segala sesuatu sebagai pengajaran bagi sesuatu. Maka Kami berfirman: "Berpeganglah kepadanya dengan teguh dan suruhlah kaummu berpegang kepada (perintah-perintah-Nya) dengan sebaik-baiknya, nanti Aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang-orang yang fasiq. Nabi Musa A. S. mengalami berbagai-bagai cabaran sepanjang riwayatnya untuk menyebarkan dakwah Islam. Walaupun berbagai cabaran yang dilalui, Nabi Musa tetap meneruskan dakwahnya demi menegakkan agama Islam.
Pendahuluan:
Beliau bernama Musa bin Imran bin Qohats bin A’azar bin Laawi Bin Yaakup bin Ishak bin Ibrahim A. S.. Dalam sebuah ayat, Allah Subhanahu wa ta’ala . bersabda:”Ceritakanlah kepada mereka kisah di dalam kitab Al-Quran ini. Sesungguhnya dia seorang yang terpilih, seorang rasul dan nabi. Dan Kami memanggilnya dari sebelah kanan Gunung Thur, dan Kami dekatkan dia pada Kami sewaktu bermunajat. Kami anugerahkan kepadanya sebahagian dari rahmat Kami, iaitu saudaranya Harun menjadi seorang nabi. ” (Surah Maryam:ayat 51-53). Kisah tentang Nabi Musa A. S. banyak disentuh oleh Allah Subhanahu wa ta’ala . dalam beberapa surah dan ayat Al-Quran. Firaun yang sedang mabuk kuasa yang tidak terbatas itu, bergelimpangan dalam kenikmatan dan kesenangan duniawi yang tiada taranya, bahkan mengumumkan dirinya sebagai tuhan yang harus disembah oleh rakyatnya. Pada suatu hari beliau telah terkejut oleh ramalan oleh seorang ahli nujum kerajaan yang dengan tiba-tiba datang menghadap raja dan memberitahu bahawa menurut firasatnya, seorang bayi lelaki akan dilahirkan dari kalangan Bani Israil yang kelak akan menjadi musuh kerajaan dan bahkan akan membinasakannya. Pembunuhan anak-anak lelaki Bani Israel dibawah kekuasaan Firaun. Firaun berusaha keras dalam menjaga kekuasaan dan kerajaannya dari setiap ancaman yang muncul. Termasuk dari kemungkinan lahirnya anak lelaki (Musa) yang diramalkan akan menganggu keutuhan kekuasaannya. Sesungguhnya Firaun telah bertindak sewenang-wenangnya di muka bumi dan menjadikan penduduk berpecahbelah. Dalam erti kata lain, mengendalikan pemerintahannya dengan kejam, menyeksa dan zalim kepada rakyat. Firaun sesekali tidak terlintas dalam fikirannya yang kejam dan zalim itu bahwa kerajaannya yang megah, menurut apa yang telah tersirat dalam Lauhul Mahfudz, akan ditumbangkan oleh seorang bayi yang justeru diasuh dan dibesarkan di dalam istananya sendiri akan diwarisi kelak oleh umat Bani Israil yang dimusuhi, dihina, ditindas dan disekat kebebasannya. Bayi asuhannya itu ialah laksana bunga mawar yang tumbuh di antara duri-duri yang tajam atau laksana fajar yang timbul menyingsing dari tengah kegelapan yang mencekam. Ibunda Musa iaitu Yukabad, terpaksa sembunyikan kandungannya dari pengetahuan Firaun kerana takut kandungannya itu bayi lelaki yang akan dibunuh oleh Firaun. Setelah kelahitan Musa, ibundanya mehanyutkan Musa kedalam sebuah kotak ke Sungai Nil. Mehanyutkan anaknya pergi dengan berpengang pada jaminan Allah bahawa Musa akan selamat. Riwayat hidup Nabi Musa A. S. akan dicerikan lebih lanjut dalam kandungan, insya-Allah.
1. Kehancuran Firaun dan tenteranya
Bani Isra'il yang cukup menderita akibat tindasan Firaun dan kaumnya cukup merasakan penganiayaan dan hidup dalam ketakutan di bawah pemerintahan Firaun yang kejam dan bengis itu, pada akhirnya sedar bahwa Musalah yang benar-benar dikirimkan oleh Allah untuk membebaskan mereka dari cengkaman Firaun dan kaumnya. Maka berduyun-duyunlah mereka datang kepada Nabi Musa memohon pertolongannya agar mengeluarkan mereka dari Mesir. Kemudian bertolaklah rombongan kaum Bani Israil di bawah pimpinan Nabi Musa meninggalkan Mesir menuju Baitul Maqdis. Dengan berjalan kaki dengan cepat karena takut tertangkap oleh Firaun dan bala tenteranya yang mengejar mereka dari belakang akhirnya tibalah mereka pada waktu fajar di tepi lautan merah setelah selama semalam suntuk dapat melewati padang pasir yang luas. Rasa cemas dan takut makin mencekam hati para pengikut Nabi Musa dan Bani Israil ketika melihat laut terbentang di depan mereka sedang dari belakang mereka dikejar oleh Firaun dan bala tenteranya yang akan berusaha mengembalikan mereka ke Mesir. Mereka tidak meragukan lagi bahwa bila mereka tertangkap, maka hukuman matilah yang akan mereka terima dari Firaun yang zalim itu. Pada saat yang kritis itu, di mana para pengikut Nabi Musa berdebar-debar ketakutan, seraya menanti tindakan Nabi Musa yang kelihatan tenang sahaja, turunlah wahyu Allah kepada Nabi-Nya dengan perintah agar memukulkan air laut dengan tongkatnya. Maka dengan izin Allah terbelah laut itu, tiap-tiap belahan merupakan seperti gunung yang besar. Di antara kedua belahan air laut itu terbentang dasar laut yang sudah mengering yang segera di bawah pimpinan Nabi Musa dilewatilah oleh kaum Bani Isra'il menuju ke tepi timurnya. Setelah mrk sudah berada di bahagian tepi timur dalam keadaan selamat terlihatlah oleh mereka Firaun dan bala tenteranya menyusuri jalan yang sudah terbuka di antara dua belah gunung air itu. Kembali rasa cemas dan takut mengganggu hati mereka seraya memandang kepada Nabi Musa seolah-olah bertanya apa yang hendak dia lakukan selanjutnya. Dalam pada itu Nabi Musa telah diilhamkan oleh Allah agar bertenang menanti Firaun dan bala tenteranya turun semua ke dasar laut. Karena takdir Allah tela mendahului bahwa mrk akan menjadi bala tentera yang tenggelam. Demikianlah maka setelah Fir'aun dan bala tenteranya berada di tengah-tengah lautan yang membelah itu, jauh dari ke dua tepinya, tibalah perintah Allah dan kembalilah air yang menggunung itu menutupi jalur jalan yang terbuka di mana Firaun dengan sombongnya sedang memimpin barisan tenteranya mengejar Musa dan Bani Israil. Terpendamlah mrk hidup-hidup di dalam perut laut dan berakhirlah riwayat hidup Firaun dan kaumnya untuk menjadi kenangan sejarah dan ibrah bagi generasi- akan datang. Pada detik-detik akhir hayatnya, seraya berjuang untuk menyelamatkan diri dari maut yang sudah berada di depan matanya, berkatalah Firaun: "Aku percaya bahwa tiada tuhan selain Tuhan Musa dan Tuhan Bani Israil. Aku beriman pada Tuhan mereka dan berserah diri kepada-Nya sebagai salah seorang muslim. "Berfirmanlah Allah kepada Firaun yang sedang menghadapi sakaratul-maut: "Baru sekarangkah engkau berkata beriman kepada Musa dan berserah diri kepada-Ku? Tidakkah kekuasaan ketuhananmu dpt menyelamatkan engkau dari maut? Baru sekarangkah engkau sedar dan percaya setelah sepanjang hidupmu bermaksiat, melakukan penindasan dan kezaliman terhadap hamba-hamba-Ku dan berbuat-sewenang-wenang, merusak akhlak dan aqidah manusia-manusia yang berada di bawah kekuasaanmu. Terimalah sekarang pembalasan-Ku yang akan menjadi pengajaran bagi orang-orang yang akan datang sesudahmu. Akan Aku apungkan tubuh kasarmu untuk menjadi peringatan bagi orang-orang yang meragukan akan kekuasaan-Ku".
"Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Firaun dan bala tenteranya, karana hendak menganiaya dan menindas (mereka) hingga bila Firaun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahawa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah). Apakah sekarang (baru kamu percaya) padahal sesungguhnya kamu telah derhaka sejak dahulu dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakkan. Maka pada hari ini Kami akan selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pengajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakkan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami. " (surah Yunus :ayat 90 - 92) (Katsir Al-Quraisy, 2005:451-462)

2. Bani Israil setelah kehancuran Firaun
Dalam perjalanan menuju Thur Sina setelah melintasi lautan di bahagian utara dari Laut Merah dan setelah mereka merasa aman dari kejaran Firaun dan kaumnya. Bani Israil yang dipimpin oleh Nabi Musa itu melihat sekelompok orang-orang yang sedang menyembah berhala dengan tekunnya. Berkatalah mrk kepada Nabi Musa: "Wahai Musa, buatlah untuk kami sebuah tuhan berhala sebagaimana mrk mempunyai berhala-berhala yang disembah sebagai tuhan. " Musa menjawab: "Sesungguhnya kamu ini adalah orang-orang yang bodoh dan tidak berfikiran sihat. Persembahan mereka itu kepada berhala adalah perbuatan yang sesat dan bathil serta pasti akan dihancurkan oleh Allah. Patutkah aku mencari tuhan untuk kamu selain Allah yang telah memberikan kurnia kepada kamu, dengan menyelamatkan kamu dari Firaun, melepaskan kamu dari perhambaannya dan penindasannya serta memberikan kamu kelebihan di atas umat-umat yang lain. Sesungguhnya suatu permintaan yang aneh daripada kamu, bahawa kamu akan mencari tuhan selain Allah yang demikian besar nikmatnya atas kamu, Allah pencipta langit dan bumi serta alam semesta. Allah yang baru saja kamu saksikan kekuasaan-Nya dengan ditenggelamkannya Firaun berserta bala tenteranya untuk keselamatan dan kelangsungan hidupmu. "Perjalanan Nabi Musa dan Bani Israil dilanjutkan ke Gurun Sina di mana panas matahari sangat teriknya dan sunyi dari pohon-pohon atau bangunan di mana orang dapat berteduh di bawahnya. Atas permohonan Nabi Musa yang didesak oleh kaumnya yang sedang kepanasan diturunkan oleh Allah di atas mereka awan yang tebal untuk mereka bernaung dan berteduh di bawahnya dari panas teriknya matahari. Di samping itu tatkala bekalan makanan dan minuman mereka sudah berkurangan dan tidak mencukupi keperluan. Allah menurunkan hidangan makanan "manna" - sejenis makanan yang manis sebagai madu dan "salwa" - burung sebangsa puyuh dengan diiringi firman-Nya: "Makanlah Kamu dari makanan-makanan yang baik yang Kami telah turunkan bagimu. " Bani Israil pengikut Nabi Musa yang sangat manja itu, merasa masih belum cukup puas atas apa yang telah Allah berikan kepada mereak yang telah menyelamatkan mereka dari perhambaan dan penindasan Firaun, memberikan mereka hidangan makanan dan minuman yang lazat dan segar di tempat yang kering dan tandus mereka menuntut lagi dari Nabi Musa agar memohon kepada Allah menurunkan bagi mereka apa yang ditumbuhkan oleh bumi dari rupa-rupa sayur-mayur, seperti ketimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merah karena mereka tidak puas dengan satu macam makanan. Terhadap tuntutan mereka yang aneh-aneh itu berkatalah Nabi Musa: "Mahukah kamu memperoleh sesuatu yang rendah nilai dan harganya sebagai pengganti dari apa yang lebih baik yang telah Allah kurniakan kepada kamu? Pergilah kamu ke suatu kota di mana pasti kamu akan dapat apa yang telah kamu inginkan dan kamu minta. "
"Dan ingatlah ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak boleh sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, Agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi, iaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya dan bawah merahnya. " Musa berkata: "Mahukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperolehi apa yang kamu minta. " (surah Al-Baqarah :ayat 61) (Katsir Al-Quraisy, 2005:462-473)

3. Permintaan Nabi Musa A. S melihat Allah Subhanahu wa ta’ala
Sejak Musa berada di Mesir, ia telah berjanji kepada kaumnya akan memberi mereka sebuah kitab suci yang dapat digunakan sebagai pedoman hidup yang akan memberi bimbingan dan sebagai tuntunan bagaimana cara mereka bergaul dan bermuamalah dengan sesama manusia dan bagaimana mereka harus melakukan persembahan dan ibadah mereka kepada Allah. Di dalam kitab suci itu mereka akan dapat petunjuk akan hal-hal yang halal dan haram, perbuatan yang baik yang diredhai oleh Allah di samping perbuatan-perbuatan yang mungkar yang dapat mengakibatkan dosa dan murkanya Tuhan. Nabi Musa memohon kepada Allah agar diberinya sebuah kitab suci untuk menjadi pedoman dakwah dan risalahnya kepada kaumnya. Lalu Allah memerintahkan kepadanya agar untuk itu ia berpuasa selama tiga puluh hari penuh, iaitu semasa bulan Zulkaedah. Kemudian pergi ke Bukit Thur Sina di mana ia akan diberi kesempatan bermunajat dengan Tuhan serta menerima kitab yang diminta. Setelah berpuasa selama tiga puluh hari penuh dan tiba saat ia harus menghadap kepada Allah di atas bukit Thur Sina. Nabi Musa merasa segan akan bermunajat dengan Tuhannya dalam keadaan mulutnya berbau kurang sedap akibat puasanya. Maka ia menggosokkan giginya dan mengunyah daun-daunan dalam usahanya menghilangkan bau mulutnya. Ia ditegur oleh malaikat yang datang kepadanya atas perintah Allah. Berkatalah malaikat itu kepadanya: "Hai Musa, mengapakah engkau harus menggosokkan gigimu untuk menghilangkan bau mulutmu yang menurut anggapanmu kurang sedap, padahal bau mulutmu dan mulut orang-orang yang berpuasa bagi kami adalah lebih sedap dan lebih wangi dari baunya kasturi. Maka akibat tindakanmu itu, Allah memerintahkan kepadamu berpuasa lagi selama sepuluh hari sehingga menjadi lengkaplah masa puasamu sepanjang empat puluh hari. " Nabi Musa mengajak tujuh puluh orang yang telah dipilih diantara pengikutnya untuk menyertainya ke bukit Thur Sina dan mengangkat Nabi Harun sebagai wakilnya mengurus serta memimpin kaum yang ditinggalkan selama kepergiannya ke tempat bermunajat itu. Pada saat yang telah ditentukan tibalah Nabi Musa seorang diri di bukit Thur Sina mendahului tujuh puluh orang yang diajaknya turut serta. Dan ketika ia ditanya oleh Allah: "Mengapa engkau datang seorang diri mendahului kaummu, hai Musa?" Ia menjawab: "Mereka sedang menyusul di belakangku, wahai Tuhanku. Aku cepat-cepat datang lebih dahulu untuk mencapai redha-Mu. " Allah mengiring pemberian "Taurat" kepada Musa dengan firman-Nya: "Wahai Musa, sesungguhnya Aku telah memilih engkau lebih dari manusia-manusia yang lain di masamu, untuk membawa risalah-Ku dan menyampaikan kepada hamba-hamba-Ku. Aku telah memberikan kepadamu keistimewaan dengan dapat bercakap-cakap langsung dengan Aku, maka bersyukurlah atas segala kurnia-Ku kepadamu dan berpegang teguhlah pada apa yang Aku tuturkan kepadamu. Dalam kitab yang Aku berikan kepadamu terhimpun tuntunan dan pengajaran yang akan membawa Bani Israil ke jalan yang benar, ke jalan yang akan membawa kebahagiaan dunia dan akhirat bagi mereka. Ajaklah kaummu Bani Israil agar mematuhi perintah-perintah-Ku jika mereka tidak ingin Aku tempatkan mereka di tempat-tempat orang-orang yang fasiq. "
"Dan Kami telah janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya, iaitu Harun: "Gantilah aku dalam (memimpin) kaumku dan perbaikilah dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerosakkan. Dan tatkala Musa datang untuk munajat dengan Kami pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: "Ya Tuhanku nampakkanlah (Zat Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau. "Tuhan berfirman: "Kamu sesekali tidak sanggup melihat-Ku, tetapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) nescaya kamu dapat melihat-Ku. " Tatkala Tuhannya nampak bagai gunung itu, kejadian itu menjadikan gunung itu hancur dan Musa pun jatuh pengsan. Maka setelah Musa sedar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada-Mu dan aku orang yang pertama beriman. Allah berfirman: "Hai Musa sesungguhnya Aku memilih kamu lebih dari manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur. Dan Kami telah tuliskan untuk Musa (Taurat) segala sesuatu sebagai pengajaran bagi sesuatu. Maka Kami berfirman: "Berpeganglah kepadanya dengan teguh dan suruhlah kaummu berpegang kepada (perintah-perintah-Nya) dengan sebaik-baiknya, nanti Aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang-orang yang fasiq. " (surah Al-A'raaf:ayat 142 - 145) (Katsir Al-Quraisy, 2005:478-483)

Kesimpulan:
Nabi Musa A. S. mengalami berbagai-bagai cabaran sepanjang riwayatnya untuk menyebarkan dakwah Islam, agama yang suci lagi benar. Cabaran yang dilalui oleh Nabi Musa bermula sejak beliau berada dalam kandungan lagi. Ibunda Musa terpaksa menyembunyikan kandungannya daripada pengetahuan Firaun. Ketika Nabi Musa dilahirkan, ibunya terpaksa menghanyutkannya didalam sebuah kotak yang diikat dengan tali ke Sungai Nil. Kotak yang isinya Musa dipungut oleh dayang Firaun. Firaun ingin membunuh bayi lelaki (Musa) itu. Apabila dewasa, musa dan keluarga kandungnya dihalau keluar dari mesir. Musa kembali ke mesir dengan membawa wahyu Allah. Musa menyeru Firaun supaya memeluk Islam. Firaun tetap berkeras malah cuba menyakiti dan menghina Musa. Kemudiannya, musa menyeru kaumnya Bani Israil supaya mengikutnya menyembah Allah. Ada yang mengikut Nabi Musa menyembah Allah dan masih ada yang menyembah berhala. Nabi Musa dan kaumnya Bani Israil yang menyembah Allah Subhanahu wa ta’ala . dihalau keluar dari mesir. Dalam kesempitan itu, ramai kaumnya yang kembali menyembah berhala. Nabi Musa tidak berputus asa dan terus berusaha agar kaumnya memeluk Islam dan mendapan syafa’at daripada Allah Subhanahu wa ta’ala .. Alhamdulillah, berkat kesabaran Nabi Musa menyebarkan dakwah Islam, semakin ramai yang mengikut Nabi Musa menyembah Allah. manakala mereka yang masih ingkar telah diturunkan azab oleh Allah keatas mereka kerana kedegilan mereka menerima Islam. Dengan menggunakan kitab Taurat sebagai kitab pedoman. Walaupun berbagai cabaran yang dilalui, Nabi Musa tetap meneruskan dakwahnya demi menegakkan agama Islam. Semoga dengan membaca riwayat hidup dan perjuangan Nabi Musa dalam menegakkan agama Islam, kita dapat ambil iktibar bertapa susahnya Nabi Musa menegakkan agama Islam. Kita dapat pelajari bertapa Nabi Musa tidak sesekali berputus asa dalam menyebarkan dakwah Islam yang patut dicontohi pada masa kini. Jangan mudah berputus asa dalam menegakkan agama kita iaitu agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wa sallam .. Mudah-mudahan kita dapat mempelajari serba sedikit tentang asal usul agama kita iaitu agama Islam yang dibawa oleh Nabi Musa, insya-Allah.

Ustaz Abd Aziz bin Harjin
Pensyarah Tamadun Islam
Universiti Teknologi MARA Perlis
02600 Arau
Perlis
MALAYSIA

H: 013-4006206
P: 04-9882701
E: abdazizharjin@perlis.uitm.edu.my
W: abdazizharjin.blogspot.com